Kajian Chapter 3 Multimedia Pembelajaran Interaktif: Herman Dwi Surjono. (2017)

 

Kajian Chapter 3 Multimedia Pembelajaran Interaktif Buku : Herman Dwi Surjono. (2017). Multimedia Pembelajaran Interaktif: Konsep dan Pengembangan Edisi Pertama. Yogyakarta: UNY Press.

Oleh : Dita Natania Harefa

A.    Hal apa saja yang sudah baik (yang telah dibahas) pada Bab 3 Multimedia Pembelajaran Interaktif.

Dalam bab ini telah dibahas berbagai hal terkait pengertian Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI) yang merupakan suatu program pembelajaran yang berisi kombinasi teks, gambar, grafik, suara, video, animasi, simulasi secara terpadu dan sinergis dengan bantuan perangkat komputer atau sejenisnya untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dimana pengguna dapat secara aktif berinteraksi dengan program. Level interaktivitas dalam bab ini juga telah dibahas secara detail dikarenakan level interaktivitas suatu MPI menunjukkan seberapa aktif pengguna dalam berinteraksi dengan program.

Bab ini juga menyajikan strategi penyajian materi dalam program MPI yang dibagi menjadi 4 yaitu Metode drill and practice, Metode tutorial, Metode simulasi, dan Metode Game. Dikarenakan MPI dimaksudkan untuk dipelajari siswa secara mandiri, maka pengembang MPI harus memikirkan bagaimana caranya meningkatkan motivasi belajar pada saat mempelajari MPI. Sehingga pada Bab 3 Multimedia Pembelajaran Interaktif menjelaskan Teori motivasi Maloni (1987) yang mengidentifikasi empat hal untuk mempertahankan agar siswa tetap termotivasi dalam pembelajaran, yaitu tantangan, keingintahuan, control, dan fantasi. Komponen MPI yang lengkap pun telah dijelaskan secara gamblang pada bab di buku ini meliputi :

A.    Pendahuluan (Title page, Menu, Tujuan pembelajaran,  Petunjuk)

B.     Isi/materi (Kontrol, interaksi, navigasi, Teks, suara, gambar, video, animasi, simulasi)

C.     Penutup (Ringkasan, Latihan dan evaluasi)

 

B.     Hal apa saja yang masih kurang (yang belum dibahas) pada Bab 3 Multimedia Pembelajaran Interaktif.

Keunggulan utama media pembelajaran interaktif yaitu interaktivitas itu sendiri membuka berbagai peluang interaksi antara pengguna dengan media. Namun demikian untuk membentuk interaktivitas yang baik diperlukan pengetahuan yang baik tentang desain antar muka dan teknik pemrograman.

Dalam Bab 3 Multimedia Pembelajaran Interaktif ini penjelasan mengenai Interaktivitas masih kurang untuk dibahas. Salah satunya yaitu jenis interaktivitas dalam multimedia pembelajaran dalam buku ini tidak dibahas. Padahal hal ini sangat penting dalam proses pembelajaran dimana interaktivitas dalam multimedia interaktif terbagi menjadi 2 yaitu interaktivitas mental dan interaktivitas fisik. Interaktivitas mental adalah interaktivitas di mana pengguna mencoba memahami materi dengan cara menangkap informasi informasi yang ditampilkan, mengolah dan menyimpannya dalam otak. Sedangkan interaktivitas secara fisik dalam multimedia interaktif adalah keterlibatan kegiatan fisik dari pengguna untuk memberikan interaksi kepada media. Interaktivitas fisik bervariasi dari yang paling sederhana hingga yang kompleks. Interaktivitas sederhana misalnya menekan keyboard atau melakukan klik sebuah tombol dengan mouse atau menyentuh layar untuk berpindah halaman atau memasukkan jawaban dari suatu latihan yang diberikan oleh aplikasi. Interaktivitas yang komplek misalnya aktivitas di dalam suatu simulasi sederhana di mana pengguna bisa mengubah-ubah suatu variabel tertentu atau di dalam simulasi komplek atau interaksi di mana pengguna menggerakkan objek virtual.

Materi yang belum dibahas atau dapat ditambahkan ke dalam Bab 3 Multimedia Pembelajaran Interaktif ini mengenai konsep mutual discourse, pertukaran, kontrol dan partisipan yang dapat dibedakan menjadi tiga level interaktivitas, yaitu percakapan tatap muka dengan derajat interaktivitas tertinggi; derajat yang berikutnya yaitu interaktivitas yang dimungkinkan antara orang dengan medium, atau orang dengan sistem di mana isi dapat dimanipulasi; ketiga adalah interaktivitas yang diperoleh dalam sistem informasi yang tak memungkinkan adanya intervensi dari pengguna untuk merubah konten.

C.    Bab tentang apa yang masih belum ada dalam buku tersebut tetapi seharusnya ada.

Bab yang seharusnya ada dan dibahas dalam Buku : Herman Dwi Surjono. (2017). Multimedia Pembelajaran Interaktif: Konsep dan Pengembangan Edisi Pertama. Yogyakarta: UNY Press yaitu mengenai Desain Multimedia Pembelajaran. Alangkah baiknya jika topic ini diangkat dan dibahas pada bab tersendiri dalam buku ini. Dikarenakan kelemahan beberapa media pembelajaran berbasis komputer yang sudah ada adalah sifat dari media tersebut yang hanya memindah materi di dalam buku ke layar komputer. Layar pada akhirnya berisi penuh dengan materi yang harus dibaca oleh peserta didik, yang mana menurut Edgar Dale (1946) efektifitas membaca sebuah materi hanya berada dikisaran 10%. Berbeda halnya jika sebuah media pembelajaran dibuat dengan desain yang baik, dengan melibatkan grafis, audio, video dan interaktifitas akan menaikkan efektifitas penyerapan materi hingga 80 – 90%. Pentingnya sebuah desain yang baik dalam sebuah media pembelajaran terkadang terbentur dengan pengetahuan dasar desain tenaga pengajar yang membuat media tersebut. Pada umumnya tenaga pengajar menguasai materi yang diajarkannya, akan tetapi pengetahuan dasar tentang desain yang baik, komposisi, tata letak, warna dan elemen kesenirupaan jarang dikuasai. Hal inilah yang menyebabkan media pembelajaran pada akhirnya menjadi tidak optimal dalam menyampaikan materinya.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CJR ENGLISH DITA NATANIA HAREFA

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK DAN UMR TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2007-2019